Sebuah prestasi membanggakan kembali diukir oleh dua siswi SMAK Regina Pacis Bajawa atas nama Daniela Michaelis Lengi Redo (Kelas X-K) dan Katharina Lado Kedhi (Kelas XII IPA I). Catatan luar biasa berhasil diraih melalui Kompetisi Peneliti Muda Indonesia yang diselenggarakan oleh Center For Young Scientist. Selepas menyabet juara pada Lomba Peneliti Belia Tingkat Provinsi tahun 2022 dan Finalis lomba Peneliti Belia Nasional tahun 2022, Recis kembali melejit di tingkat Nasional dan masuk sebagai 8 besar Tim yang akan diberangkatkan mengikuti kompetisi tingkat Dunia di Sonora Mexico Amerika Utara, pada Desember 2023 mendatang. Dalam agenda Internasional bertitel The Asia Pasific Conference Of Young Scientist ( APCYS ) 2023, pada 27 November- 1 Desember 2023 mendatang.
Kedua Siswi Recis yang akan menuju Mexico bersama Guru Pendamping
Guru pembimbing Maria Katarina Longa,S.Pd.,M.Pd saat diwawancarai oleh Tim Website Ngada (Rabu, 12 April 2023) menjelaskan bahwa sebelumnya, pihak sekolah mengirim beberapa guru untuk mengikuti pelatihan Guru Riset dengan tujuan untuk menyiapkan guru pendamping yang berkompeten dan memiliki skill penelitian.
Sesi Wawancara bersama Media ( Website Pemda Ngada dan TVRI)
Selepas kegiatan ini, para guru diminta untuk menyiapkan siswanya mengikuti Kompetisi Peneliti Muda dan panitia menetapkan objek kebudayaan daerah sebagai tema penelitian. Tim asuhan ibu Inn Longa ini kemudian memilih meneliti dan mengangkat Budaya Ngada melalui tenunan asli Ngada dan objek yang diteliti adalah Motif tenunan Bajawa. Dari berbagai sumber, baik buku maupun budayawan Ngada serta menjelajah sejumlah lokasi kampung tradisonal lokus penelitian, dua peneliti muda ini mengkonversikan bentuk motif budaya Ngada dengan ilmu matematika. Aktifitas dua peneliti muda asal Regina Pacis Bajawa ini diberi judul “Ethnomathematics Study Of Tie Weaving Motifs Of Ngada Ethnic” Ngada Regency-East Nusa Tenggara. Sebuah ide penelitian matematika dalam perspektif lokalitas budaya. Pembelajaran matematika berbasis budaya merupakan suatu model pendekatan pembelajaran yang lebih mengutamakan aktivitas siswa dengan berbagai ragam latar belakang budaya yang dimiliki, yang selanjutnya dikenal dengan ethnomathematic.
Sebelas (11) motif khas Bajawa ini ternyata dapat dikaji dengan ilmu Matematika. Sebuah ide penelitian matematika dalam perspektif lokalitas budaya. Dalam penelitian ini, hasil penelitian dituangkan dalam tulisan dan seluruh perjalan penelitian didokumentasikan dalam bentuk video.Serta dikirim ke Tim Penilai di Jakarta.
“Penelitian ini dilakukan sendiri oleh anak-anak. Kami guru pendamping hanya menjelaskan garis besarnya saja tentang aturan lomba dan materi, mereka sendiri yang pergi mencari sumber informsi. Mereka pergi ambil data tentang Motif tenun Ngada di Dinas Perindustrian dan Pariwisata, kemudian mereka wawancara Penulis Budaya Ngada Bapak Yan Mopa, mereka juga pergi ke beberapa kampung tradisonal seperti Bena untuk langsung wawancara dengan mama-mama penenun disana dan melihat langsung proses tenun. Jadi semua aktifitas penelitian ini dari pengumpulan data, penulisan sampai pengambilan gambar itu mereka lakukan sendiri, sekolah hanya memfasilitasi beberapa hal yang mereka butuhkan”, Jelas Guru Inn Longa.
Sementara itu, Daniela dan Kerin saat ditanya tentang apa pentingnya penelitian ini kepada genersi muda, kedua siswi Recis ini berujar
“ Bagi kami, dari hasil penelitian ini kami ingin teman teman sebaya kami atau generasi muda untuk memahami penerapan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga mereka bisa memahami bahwa budaya menyimpan banyak nilai dan pesan moral yang berdampak pada pembentukan karakter kaum remaja. Kami meneliti tentang sebelas motif tenunan Ngada yang ternyata memiliki bentuk ruang dan ada perhitungan matematis dalam penggunaan serat benang tenunan. Itu sebagian hal yang kami teliti dari motif tenunan Ngada dari Perspektif Matematika,” urai Daniela dan Kerin
Ditambahkan oleh Guru pembimbing Maria Katarina Longa,S.Pd.,M.Pd bahwasanya proses pembelajaran matematika yang dilakukan saat ini, cenderung terlalu kering, teoritis, kurang kontekstual, dan bersifat semu. Pembelajaranpun kurang bervariasi, sehingga mempengaruhi minat siswa untuk mempelajari matematika. Lebih lanjut pengajaran matematika di sekolah terlalu bersifat formal, sehingga matematika yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda dengan apa yang mereka temukan disekolah. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika sangat perlu memberikan muatan atau menjembatani antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal dengan matematika sekolah.
Saat ini pihak sekolah SMAK Regina Pacis Bajawa tengah melakukan persiapan keberangkatan Tim Peneliti Muda Recis ke Mexico. Persiapan itu diantaranya, perbaikan hasil Penelitian, mengikuti zoom persiapan bersama panitia pusat serta meningkatkan kemampuan berbahasa inggris guna persiapan presentasi hasil penelitian di The Asia Pasific Conference Of Young Scientist ( APCYS ) Sonora Mexico – Amerika Utara bulan Desember 2023 mendatang.
(Penulis/Editor : Merlyn Idju Lalu/portalngadakab.go.id)