Dialog Bersama Kementerian, Pemerintah Daerah, Pelaku Seni dan Pegiat Budaya di Ngada: Sinergi Wujudkan Pemajuan Kebudayaan Lokal

Dipublikasikan oleh Lian Woli pada

Pemerintah Kabupaten Ngada bersama Direktorat Film, Musik dan Seni, Kementerian Kebudayaan RI menggelar dialog budaya bersama para pelaku seni dan pegiat budaya di Lekosori Café, Kamis (26/6/2025). Kegiatan ini diinisiasi oleh Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, sebagai upaya memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam memajukan kebudayaan.

Hadir dalam dialog ini Direktur Direktorat Film, Musik dan Seni, Syaifullah Agam, Bupati Ngada Raymundus Bena, Pj. Sekretaris Daerah Ngada Johanes Watu, akademisi dari STKIP Citra Bakti, serta para pelaku dan komunitas seni dan budaya di Kabupaten Ngada.

Dalam arahannya, Syaifullah Agam menegaskan bahwa kebudayaan adalah aset penting yang bisa dikembangkan dalam berbagai bentuk. Ia menyampaikan bahwa atraksi dan aktivitas budaya dapat dikemas menarik sebagai pameran, tidak selalu harus dalam format festival.

“Konten kreator memiliki peran penting dalam membangun branding budaya daerah. Budaya Ngada sangat kaya dan bisa diangkat melalui berbagai platform digital, termasuk media sosial dan film. Ini adalah peluang besar untuk promosi sekaligus menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Syaifullah juga memperkenalkan Program GAYAIN  yang akan dilaksanakan di tiga daerah: Ngada, Aceh, dan Makassar. Ia juga menyampaikan bahwa Dana Indonesiana dari Kemendikbudristek dapat diakses oleh pelaku seni untuk pengembangan kreativitas dan dokumentasi kebudayaan.

“Film bukan sekadar hiburan, tetapi alat sosialisasi yang dapat membentuk karakter bangsa. Negara memberi prioritas untuk pemajuan budaya. Banyak pelatihan juga tersedia, dan kami siap memfasilitasi pelaku seni di daerah,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Ngada Raymundus Bena menegaskan bahwa budaya adalah kekuatan utama Ngada. Ia menyoroti pentingnya mengolah kekayaan budaya yang ada, tidak hanya sebagai ritus dan aktivitas fisik, tetapi juga menjadi narasi, film, dan bentuk-bentuk kreatif lainnya.

“Pemerintah telah masuk ke masyarakat melalui ritus budaya. Namun itu baru permulaan. Budaya harus diangkat menjadi kekuatan utama pembangunan,” tegas Bupati. “Kami siap berkolaborasi dalam Program GAYAIN dan berharap dukungan dari pemerintah pusat. Budaya bukan sesuatu yang kolot, tapi bisa menjadi brand yang kuat bagi daerah.”

Bupati juga menyampaikan keinginannya membangun Ngada dengan berlandaskan nilai-nilai budaya sebagai dasar tatanan kehidupan, sekaligus mendorong keterlibatan generasi muda dalam mengembangkan budaya lokal.

Senada dengan itu, Pj. Sekretaris Daerah Ngada, Johanes Watu, menyampaikan bahwa visi pembangunan Ngada sebagaimana tertuang dalam RPJMD adalah mewujudkan masyarakat unggul, mandiri, dan berbudaya. Ia menegaskan bahwa pendekatan pembangunan harus inklusif, melibatkan seluruh lapisan masyarakat termasuk pelaku seni dan budaya.

“Anak-anak muda pelaku film dan seni perlu mendapatkan perhatian dan ruang dari pemerintah. Ke depan, kami akan mewadahi kreativitas mereka untuk mendokumentasikan budaya lokal melalui berbagai media,” ujar Sekda.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi dialog dan diskusi antara pelaku seni, pegiat budaya, akademisi dan pemerintah. Berbagai keresahan dan gagasan disampaikan, mulai dari minimnya dukungan teknis, ruang kreasi, hingga harapan untuk lebih banyak pelatihan dan dukungan finansial dari pemerintah pusat.

Dialog budaya ini menjadi langkah penguatan ekosistem seni dan budaya di Kabupaten Ngada, sekaligus membuka jalan kolaborasi antara daerah dan pusat dalam upaya pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan kekayaan budaya lokal secara berkelanjutan.

Kategori: Berita

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!
id_IDIndonesian