WNF Hari Kedua, Pasar Napu Bheto Catat Perputaran Uang Puluhan Juta

Suasana Kampus Bambu Turetogo hari ini dipenuhi keceriaan dan antusiasme masyarakat. Di hari kedua Wolobobo Ngada Festival (WNF) 2025, Pasar Napu Bheto menjadi pusat kegiatan yang menggambarkan semangat ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.

Sebanyak 26 lapak dibuka dan dipenuhi ragam produk khas Ngada. Para pengunjung dimanjakan dengan kuliner lokal yang menggoda selera. Tak hanya makanan, produk kerajinan dari bambu, kopi khas Bajawa, serta kain tenun tradisional turut meramaikan pasar.

Wakil Bupati Ngada, Bernadinus Dhey Ngebu, yang hadir langsung di lokasi menyampaikan bahwa sebanyak 20.000 koin bambu telah disiapkan untuk perputaran transaksi hari ini. Artinya, ada potensi puluhan juta yang beredar di pasar, mencerminkan geliat ekonomi yang nyata di tengah kemeriahan festival.
“Pasar Napu Bheto bukan hanya event temporer. Ini adalah model ekonomi berbasis budaya yang ingin kita dorong terus ke depan. Pemerintah akan mendukung keberlanjutan pasar ini agar bisa hidup di luar momentum festival,” ujar Wakil Bupati dalam sapaan singkatnya.

Selain menjadi ruang jual beli, Pasar Napu Bheto juga menghadirkan suguhan pertunjukan seni dan budaya. Para pengunjung disambut dengan nyanyian, monolog, jai kreasi, fashion show, serta live music yang dibawakan oleh siswa-siswi dari wilayah Golewa Raya dan Seminari Toda Belu Mataloko. Penampilan-penampilan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menambah kekayaan suasana dan semangat kebudayaan yang hidup di tengah masyarakat.

Para penjual di pasar ini didominasi oleh ibu-ibu dari Kecamatan Golewa Raya, dan turut hadir pula komunitas dari luar Kabupaten Ngada yang ikut memeriahkan suasana. Dengan semangat keberlanjutan dan inovasi tradisi, Pasar Napu Bheto hari ini tak hanya menjadi tempat jual beli, tapi juga ruang hidup bagi budaya, ekonomi rakyat, dan kebersamaan yang terus tumbuh di bumi Ngada.
0 Komentar