Percepat Penurunan Stunting, Pemkab Ngada Laksanakan Bimtek Analisis Situasi

Dipublikasikan oleh Lian Woli pada

Pemerintah Kabupaten Ngada melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Ngada menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Analisis Situasi dan Kegiatan Teknis Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting serta Pengelolaan website Konvergensi Stunting BIna Bangda. Kegiatan berlangsung pada Rabu, (21/5/2025), bertempat di Aula Bapperida Ngada.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Aksi Konvergensi Penurunan Stunting terutama pada aksi analisis situasi. Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para admin penginput data dalam melakukan analisis situasi yang komprehensif, guna mengidentifikasi sasaran, indikator, serta permasalahan layanan di tingkat lokal. Data yang dikumpulkan akan menjadi landasan awal dalam penguatan perencanaan daerah melalui aplikasi Bina Bangda milik Kementerian Dalam Negeri.

Dalam sambutannya, Sekertaris Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Ngada, Seferinus Niki  menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan isu strategis yang menjadi prioritas lintas pemerintahan, mulai dari pusat hingga daerah. “Stunting bukan hanya isu kesehatan, melainkan persoalan pembangunan sumber daya manusia yang berdampak jangka panjang terhadap kemajuan bangsa,” ungkapnya.

Upaya percepatan penanganan stunting, lanjutnya, tetap menjadi fokus dan sasaran prioritas pemerintah dalam periodesasi perencanaan pembangunan 2029–2030. Di tingkat nasional, penanganan stunting masuk dalam Astacita ke-4 sebagai bagian dari penguatan pembangunan SDM. Di tingkat Provinsi, Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan program Posyandu Tangguh, Masyarakat Sehat dan Bebas Stunting dalam Dasacita ke-5. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Ngada menjadikan penurunan prevalensi stunting sebagai Indikator Kinerja Utama dalam misi ke-2 RPJMD, yakni penguatan sumber daya manusia.

Sejak diterapkannya strategi konvergensi, hasil yang dicapai cukup menggembirakan. Berdasarkan data EPPGBM tahun 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Ngada tercatat sebesar 9,6%. Strategi ini dilaksanakan melalui 8 aksi terintegrasi yang melibatkan lintas sektor dan menggunakan 64 indikator kinerja, baik dalam aspek cakupan layanan esensial maupun layanan pendukung.

Seferinus juga menekankan pentingnya penyederhanaan indikator dari tingkat desa hingga provinsi agar pelaksanaan program dapat lebih efektif dan selaras. Diakhir sambutan ia berharap seluruh peserta mampu memahami secara utuh peran mereka dalam mendukung pelaksanaan aksi konvergensi di lapangan. “Mari kita ikuti Bimtek ini dengan sungguh-sungguh agar memiliki pemahaman yang utuh demi generasi Ngada yang lebih sehat dan unggul di masa depan,” tutupnya. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas P2KB selaku Sekretaris TPPS Kabupaten, Tim pengumpul data Kabupaten, TPPS Kecamatan yang terdiri dari Aparat Kecamatan, Penyuluh KB kecamatan dan Tenaga Pengelola Gizi Puskesmas se-Kabupaten Ngada.

Kategori: Berita

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian