Pagelaran Piala Soeratin U-17 yang berlangsung di Kabupaten Ngada tahun 2023 adalah panggung atau etalase yang disediakan oleh otoritas sepak bola tanah air yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai ajang untuk memamerkan kemampuan pemain usia remaja yang diajarkan oleh pelatih selama ini.

Kualitas pembinaan klub dan kompetisi internal yang dilakukan selama ini teruji dalam perhelatan Piala Soeratin yang berlangsung sejak tanggal 27 Oktober hingga 18 November mendatang.

Setelah mencermati beberapa pertandingan pada babak penyisihan grup, kesan awal yang saya peroleh yaitu rata-rata anak-anak kita adalah penendang bola bukan pemain bola. Walaupun tujuan utamanya memasukkan bola ke gawang lawan namun ada proses yang harus dilewati dalam memainkan bola sehingga bisa menjadi hiburan berdaya pikat bagi siapapun yang sedang menyaksikannya.
Kapasitas mereka tentang kemampuan dasar dalam bermain sepak bola mungkin berada pada kategori kurang artinya belum memahami dan menguasai secara baik dan benar termasuk penguasaan terkait dengan karakter permainan. Sisi lain yang menjadi atensi adalah pemain muda NTT belum memiliki kekuatan otot yang memadai sehingga kurang mampu melakukan gerakan secara explosive, kurang memiliki skill dan kemampuan kognitif yang memadai.

Memiliki skill dalam sepak bola artinya mempunyai kemampuan untuk menguasai beragam variasi tehnik dan skill sepakbola. Memiliki kemampuan cognitif artinya reading the game making decision quick action (mampu membaca permainan, membuat keputusan, tindakan cepat), dan disiplin yaitu memiliki keyakinan dan komitmen yang kuat serta koordinasi prima serta mampu melakukan gerakan ekstrim dalam kecepatan tinggi.
Pemain yang sedang berkompetisi di Piala Soeratin kelahirannya berkisar pada 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2007. Pada fase ini seyogyanya sudah memiliki referensi skill, gerakan, karakter, dan kemampuan kognitif yang memadai tentang sepak bola walaupun belum sempurna.
Berbagai keterbatasan yang saya cermati bisa menjadi bahan refleksi, evaluasi, dan masukan yang sangat berharga bagi klub dan pelatih serta pengampu organisasi sepak bola daerah agar lebih serius melakukan pembinaan sejak usia dini beserta kompetisi internal secara berjenjang.

Bagi pemain muda yang konsisten pada jalur sepak bola harapan saya semoga tidak lelah untuk terus berlatih dan melahap berbagai program yang diberikan oleh pelatih. Sementara bagi yang memaknai sepak bola sebagai jembatan untuk meraih impian pada dunia kerja, pendidikan di perguruan tinggi atau sekolah kedinasan manfaatkan momen ini sebagai rujukan dan modal awal yang bisa menjadi rekomendasi dan memudahkan anda untuk diterima pada 3 dunia tersebut.
Catatan seorang pengamat sepak bola diaspora Ngada : John Lobo
(Bersambung)