Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada menggelar pertemuan tatap muka bersama komunitas adat Lanamai dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan ritual tahunan “Ghan Weton”. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Desa Lanamai, Kecamatan Riung Barat pada Selasa (15/4/2025). Kegiatan ini difasilitasi oleh Kepala desa Lanamai, Emanuel Mail dan didukung oleh Camat Riung barat yang diwakili Kasie Pemerintahan.

Ritual Ghan Weton merupakan upacara adat yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat adat Lanamai sebagai bentuk syukur atas hasil panen padi dan sebagai simbol dimulainya masa konsumsi padi baru. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan masyarakat adat menjelaskan bahwa rangkaian upacara Ghan Weton diawali dengan ritual Ngenggang, yaitu pemberitahuan kepada komunitas adat diikuti dengan ritual Pekon Potok, Bari Manuk, Umbu Beton, hingga Rame Rentok dan Miziba. Ritual ini kemudian dilanjutkan dengan Ndeng Diru sebagai bahasa pembuka dan penutup, serta ditandai dengan prosesi Tipong Kilo Lewing. Puncak ritual Ghan Weton dijadwalkan berlangsung pada 25 April 2025 mendatang.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, Maria Pascalia Moi, menyampaikan pentingnya peran pemerintah dalam pelestarian dan pemajuan budaya lokal. “Salah satu langkah yang kami lakukan adalah melakukan pendokumentasian dan publikasi ritual budaya berdasarkan praktik aslinya. Ini penting agar masyarakat Lanamai memiliki dokumentasi budaya dalam bentuk foto, video, serta informasi tertulis yang nantinya akan dibukukan,” jelas Maria.

Ia menambahkan bahwa dokumentasi ini bertujuan agar warisan budaya Lanamai dapat terus hidup dan diwariskan ke generasi mendatang. Selain itu ia juga menyampaikan bahwa, beberapa gambaran ritual Ghan Weton tersebut juga telah dijabarkan dalam sebuah bertajuk Khasanah Budaya Riung Bertajuk Ruma Cao Sapolikang yang telah diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan Ngada.

Tokoh masyarakat Lanamai, Rafael, dalam kesempatan tersebut menyampaikan harapan agar pemerintah terus mendukung pelestarian budaya lokal. “Kami berharap pemerintah hadir sepenuhnya membantu menjaga dan menghidupkan budaya Lanamai dan Riung Barat secara umum, agar tidak punah dan dapat diwariskan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Kegiatan ini juga diisi dengan materi mengenai publikasi dan dokumentasi kebudayaan. Program pendampingan ini diharapkan tidak hanya bersifat seremonial, namun juga mampu menggali potensi generasi muda untuk ikut terlibat dalam pelestarian budaya melalui dokumentasi dan publikasi kegiatan budaya yang ada di Riung Barat.

Kategori: Berita

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian