Festival Budaya Ngada: Dialog Modernisasi dan Tradisi Cari Titik Temu

Dalam rangkaian Festival Budaya Ngada, digelar Dialog Budaya dengan tema “Modernisasi Vs Tradisi Mencari Titik Temu” di Desa Beiwali pada Minggu, 28 September 2025. Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi masyarakat adat, komunitas, dan kaum muda untuk berdialog tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam upaya melestarikan 10 obyek pemajuan kebudayaan. Dialog budaya ini menghadirkan pembicara utama Wakil Bupati Ngada, Direktur Film, Musik, dan Seni, Sekda Ngada, serta pegiat seni.
Direktur Film, Musik, dan Seni menekankan bahwa budaya dan tradisi memiliki peluang besar untuk diangkat ke ruang digital. “Budaya bisa masuk dalam konten yang viral. Misalnya pacu jalur, semakin viral, semakin banyak orang datang memenuhi hotel dan pusat keramaian. Masyarakat harus menangkap peluang ini agar menjadi lahan kerja. Contohnya Maumere dan tarian tabolabale dari Bajawa, semua bisa viral dan memperkuat identitas budaya. Hal ini dapat membantu ‘memberanding’ Kabupaten Ngada, sehingga Bajawa dikenal tidak hanya karena kopi, tetapi juga budaya, termasuk tenun asli Ngada,” jelasnya.

Menurut para narasumber, modernisasi dan tradisi tidak selalu harus dipertentangkan, melainkan dapat dipadukan sebagai peluang untuk mengembangkan kekayaan budaya lokal. Dialog ini juga menegaskan pentingnya menjadikan nilai-nilai budaya sebagai fondasi membangun peradaban yang lebih baik di tengah perubahan zaman.

Adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dinilai sebagai modal sosial yang perlu dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik masyarakat adat. Upaya tersebut sejalan dengan strategi kebudayaan nasional yang berlandaskan potensi dan kondisi kebudayaan Indonesia untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Sementara itu Wakil Bupati Ngada, Bernadinus Dhey Ngebu menyampaikan bahwa dialog ini sejalan dengan visi Kabupaten Ngada sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2025–2030, yakni “Terwujudnya Ngada yang Unggul, Mandiri dan Berbudaya, Berbasis Pengelolaan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan.” Salah satu misi penopangnya adalah mempercepat kemandirian kelembagaan sosial, ekonomi, politik dan budaya .

Melalui dialog budaya dalam Festival Budaya Ngada ini, pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berharap dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia, mengoptimalkan tata kelola kebudayaan, sekaligus mengangkat potensi masyarakat Ngada agar terus berkontribusi dalam pelestarian, perlindungan, pemanfaatan, dan pengembangan kebudayaan.
0 Komentar