Menanggapi laporan yang disampaikan pemerintah melalui Dinas Pendikan dan Kebudayaan kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Nusa Tenggara Timur terkait fenomena tanah retak di Kampung Nya Olo Desa Bowaru.
Kepala BPK wilayah XVI NTT Haris Budiarto langsung mengunjungi dan melihat situasi kampung Nua Olo yang juga merupakan kampung tradisional dengan banyak benda cagar budaya didalamnya.

Dalam kunjungan yang didampingi Kabid Kebudayaan Ngada Paschalia Moi pada Jumad 2 Mei 2025 lalu, Kepala BPK Wilayah XVI Haris Budiarto berkesempatan meninjau Lokasi kampung yang mengalami kejadian alam berupa retakan. Selanjutnya bertatap muka dengan masyarakat kampung Nua Olo.
Dalam tatap muka tersebut Haris Budiarto menyampaikan beberapa hal diantaranya agar masyarakat senantiasa berhati-hati, selalu waspada dan terus berkoordinasi dengan pihak teknis pemerintah.
Sementara kehadiran Balai Pelestarian Budaya adalah pada kegiatan kebudayaan sebagai upaya membantu menyelamatkan benda cagar budaya dan barang adat yang terkena dampak.

Langkah awal dan bentuk dukungan ini adalah pemberian stimulant bagi komunitas masyarakat adat Bowaru yang sekiranya berinisiatif secara mandiri atau berencana melakukan pemindahan Benda Cagar Budaya milik mereka ke Lokasi yang lebih aman.
Stimulan dalam bentuk dana ini akan diberikan untuk kebutuhan pembuatan ritual atau acara pemindahan benda cagar budaya/benda adat milik masyarakat adat.
Dijelaskan bahwa pemberian stimulant ini juga harus melalui tahapan seperti pengajuan proposal dari komunitas adat ke BPK dan tahapan administrasi lainnya. Dana stimulant nantinya akan disalurkan langsung ke penangung jawab komunitas adat setempat yang mengajukan.

Sementara untuk program dan kegiatan lanjutan BPK akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kebudayaan .
Pemerintah Kabupaten Ngada telah menyiapkan sejumlah hal teknis untuk pemberian bantuan fasilitasi kebudayaan yang merujuk pada visi dan misi Bupati Ngada periode 2025-2030.
Hingga saat ini, evakuasi benda cagar budaya atau barang adat secara mandiri sudah dilakukan oleh tiga rumah adat . Tersisa lima rumah adat yang rencananya juga akan dievakuasi.
0 Komentar