Bertepatan dengan peringatan hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023, Menkopolhukam Mahfud MD sekitar pukul delapan pagi, tiba di lokasi sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno di kelurahan Kota Raja Kabupaten Ende. Didampingi Wagub NTT dan Bupati Ende, Mahfud melihat setiap ruangan dalam rumah yang menjadi saksi pembuangan Soekarno oleh Belanda.



Dari catatan sejarah dirumah tersebut dijelaskan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, diasingkan Belanda sejak tahun 1934-1938 di Kota Ende, Kabupaten Ende – NTT. Di Kota Ende, ia menetap di rumah sederhana yang terletak di jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja, Ende Utara. Hingga kini, rumah pengasingan Bung Karno itu tetap dijaga dan dirawat dengan baik. Menurut catatan sejarah, Presiden Soekarno diasingkan di Ende selama 4 tahun oleh kolonial Belanda. Dari Jakarta, Bung Karno disebut menumpangi kapal Vander dan tiba di pelabuhan Ende pada tanggal 14 Januari 1934. Bung Karno diasingkan bersama keluarga, ibu Inggit Garnasih, istrinya, ibu Amsi, mertua, dan Ratna Juami, anak angkat.

Di tempat pengasingan, Bung Karno banyak merenung di sebuah taman yang tak jauh lokasinya. Di bawah pohon sukun. Di taman tersebut hasil perenungan Bung Karno adalah Pancasila.
Kini, taman ini dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau sering disebut Taman Renungan Pancasila. Lokasinya di Kelurahan Rukun Lima. Di taman tersebut, terdapat patung Soekarno duduk merenung di bawah pohon sukun bercabang lima, sambil menatap ke arah laut.

Selama masa pengasingan di Ende, Bung Karno aktif berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya yakni para tokoh di Ende, seperti Hj Hasan Aroebusman, Hj Abdul Gani, dan para pastor. Bung Karno juga sering meminjam buku dari pastoral yang sering dikenal Serambi Bung Karno. Sementara untuk berkomunikasi dengan sahabat di Jawa, Bung Karno mengirim surat lewat para pedagang kopra dan itu sangat rahasia.
Dalam kunjungan tersebut, Mahfud MD juga melihat langsung kamar pribadi Bung Karno, peralatan rumah tangga yang masih terjaga rapi, dapur dan sebuah sumur tua yang saat itu digunakan sebagai sumber air dirumah pengasingan tersebut. Sumber air ini masih menyediakan air dan tertata baik sampai sekarang .

Mahfud juga melanjutkan kunjungan ke Taman permenungan Soekarno, melihat langsung sebuah pohon sukun bercabang lima yang biasanya menjadi tempat favorit Soekarno duduk dan menulis, termasuk merumuskan tentang Pancasila. Posisi pohon sukun ini memang strategis mengarah langsung ke pantai dan Sukarno adalah pecinta keindahan.
