NTT Keluarkan Satu Triliun Per Tahun untuk Belanja Pakan Ternak di Jawa, Gubernur NTT ” Segera Gencarkan Produksi Pakan Ternak Organik Lokal Bajawa”

Gubernur NTT; Produksi Pakan Ternak Organik Terus Berkembang, Pemerintah Kabupaten Ngada Dapat Batasi Akses Pemasok Pakan Dari Luar

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat melakukan kunjungan pada lokasi produksi pakan ternak organik oleh PT Agro Dewa Beka yang berada dibawah naungan STIPER FB pada Kamis, 18/05/2023 di Ngeduwatu Desa Bomari, Kecamatan Bajawa. Menurutnya jika setiap desa di Kabupaten Ngada mempunyai alat dan melakukan produksi pakan sendiri , maka Kabupaten Ngada tidak perlu menerima atau membuka akses bagi pemasok pakan dari luar Kabupaten Ngada. Hal tersebut juga diterapkan Gubernur pada Kabupaten lainnya dan menjadi perhatian serius di tingkat Provinsi.

Dalam sambutanya Gubernur mengungkapkan bahwa setiap tahun Pemerintah Provinsi harus mengeluarkan anggaran sebesar 1,1 Triliun rupiah untk membeli pakan ternak dari pulau Jawa. Menurutnya, pakan ternak yang dibeli di pulau Jawa sebagian besar bahan baku pembuatannya berasal dari NTT. Hal ini menjadi perhatian khusus baginya, sehingga ia mendorong setiap daerah harus mampu memproduksi pakan sendiri.

“Satu tahun pulau Flores mulai dari Larantuka sampai dengan Labuan Bajo beli pakan ternak dari pulau jawa itu 550 Miliar. Jadi total seluruh NTT satu tahun 1,1 Triliun Rupiah. Uang keluar hanya untuk pakan ayam, babi dan ikan. Karena itu saat ini walaupun kecil tapi kita telah memulai untuk mengurangi pengeluaran uang dari pulau ini keluar. Oleh karena itu saya mendorong serius agar setiap desa punya alat dan produksi seperti ini, ini akan sangat luar biasa. Di Timor juga sudah mulai, di Flores dan Sumba. Maka kedepan kita tidak perlu lagi membeli pakan ternak dari luar, sehingga uang satu triliun pertahun tidak keluar, itu tandanya kita sedang maju”, jelas Gubernur.

Ia juga menambahkan dengan adanya produksi pakan sendiri maka akan terbuka kesempatan luas bagi masyarakat untuk melakukan pembudidayaan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak perlu lagi berfikir keras untuk mencari pakan atau membeli pakan dengan harga yang mahal dan mulai melakukan produksi. Selain itu menurutnya dengan adanya sentral-sentral produksi yang berkembang para petani jagung dan petani lainya tidak perlu memikirkan pasar untuk menjual hasil taninya.

“Tanda seseorang maju dilihat dari dia sudah melakukan budidaya. Budidaya adalah ilmu pengetahuan untuk memproduksi bahan makanan secara mandiri. Karena itu saya ingin ini betul-betul kita tanggapi serius. Khususnya petani jagung atau dari Dinas Pertanian yang menanam jagung, kita tidak perlu lagi oftaker untuk membeli hasil panen kita, karena yang akan membeli adalah mereka-mereka pada sentral-sentral produksi yang langsung membeli, kita tidak punya masalah selama ada pakan seperti ini, semua akan diambil. Toh selama ini mereka dari luar ambil jagung dari kita lalu olah jadi pakan dan datang jual kembali kepada kita mahal”, tuturnya.

Adapun yang hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Ngada dan Wakil Bupati Ngada, Sekda Ngada, Pipimpinan OPD, Camat Bajawa, Lurah dan Kepala Desa Kecamatan Bajawa dan masyarakat desa seputaran Langa Raya. Kegiatan berlangsung dengan dialog oleh Gubernur dan para masyarakat.

Pantauan Media, Gubernur melihat langsung bahan baku pakan ternak organik yakni jagung dan ubi kayu/singkong serta tahapan pengolahan. Selain itu juga ditampilkan Pupuk organik cair hasil pengembangan dan produksi pihak kampus Stiper Flores Bajawa, termasuk pakan ternak organik yang saat ini telah terjual ke pasaran dan masuk ke E-Katalog.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *