Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Bupati Ngada, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngada dan rombongan lakukan panen jagung perdana program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Dusun Boras, Desa Tadho Barat Kecamatan Riung Rabu, 17/05/2023.

Disela kegiatan panen, Gubernur NTT mendengarkan laporan pelaksanaan kegiatan TJPS dari Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ferdinand D. Burah. Berdasarkan laporannya, pelaksanaan pertanian terintegritas program TJPS dengan pola kemitraan di Kabupaten Ngada telah berjalan sejak Musim Tanam (MT) Asep 2022. Lahan yang ditanam seluas 12 ha tersebar di dua kecamatan yakni Kecamatan Golewa Selatan sebesar 7 ha dan Kecamatan Golewa 5 ha, hasilnya sudah dipanen dengan produktivitasnya berkisar 2-3 ton per hektar. Hasil ini tidak sesuai harapan karena pendropingan sarana produksi benih dan pupuk oleh oftaker terlambat, mengakibatkan bergesernya waktu tanam dan banyak petani mengundurkan diri.


“Kami harus terbuka untuk menjelaskan kondisi program TJPS di Kabupaten Ngada. Kami banyak mengalami kesulitan karena kurang aktifnya oftaker di lapangan. Banyak hasil panen kami yang akhirnya terjual bebas diluar, bukan lagi dari oftaker yang membeli”, jelas Ferdinand.
Menanggapi keluhan tersebut Gubernur NTT menugaskan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli untuk segera meninjau kembali kerja-kerja oftaker Kabupaten Ngada. Ia menegaskan bila oftaker tidak maksimal dalam bekerja harus segera diganti.
“Pemerintah ikut campur dalam hal ini supaya semua saling melengkapi dan saling menguntungkan makanya harus ada ekosistem. Ekosistem ini terdiri dari pemerintah, petani dan lembaga keuangan termasuk oftaker. Jika memang oftaker tidak bekerja dengan maksimal , kita masih punya oftaker lain untuk menggantikan. Ini juga bagian dari seleksi oftaker. Memang mengerjakan program ini tidak mudah dan melibatkan banyak orang namun saya percaya bahwa sempurna diperoleh dari ketidaksempurnaan yang diperbaiki, itu rumusnya”, tegas Gubernur.
Selain itu Gubernur juga turut memanggil oftaker yang bersangkutan dan menyampaikan hal-hal prinsip yang harus dilakukan oftaker. Ia berharap ditahun-tahun berikutnya pihak oftaker dan Dinas Pertanian Kabupaten Ngada dapat bekerjasama dengan lebih baik.
Berdasarkan laporan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngada, Musim tanam Okmar (Oktober-Maret) tahun 2022/2023, lahan yang tertanam seluas 77 ha tersebar di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Riung 13 ha yang hari ini dipanen, Kecamatan Riung Barat 13,5 ha, dan Kecamatan Wolomeze 50,5 ha. Hasilnya sementara dipanen dengan produktivitas berkisar 4-7 ton per hektar.
