HADIRNYA KURIKULUM MUATAN LOKAL NGADA, KADIS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN HARAP GENERASI MUDA NGADA TIDAK MENJADI GENERASI EKSKLUSIF

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada

Pernyataan tersebut di sampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Vinsensius Milo usai menerima penghargaan peringkat pertama Penginisiasi Inovasi Daerah Kabupaten Ngada terbaik Tahun 2022 di Aula Jhontom Bajawa Selasa, 28/03/2023.

Kadis Vinsensius saat menerima penghargaan dari Bupati Ngada

Menurutnya ketika membicarakan sebuah pembangunan suatu daerah tidaklah boleh keluar dari Budaya, untuk itu Kurikulum Muatan Lokal Ngada harus ada dalam setiap jenjang pendidikan. “Jadi kalau tentang Budaya Ngada itu akan membicarakan seluruh aspek kehidupan, dari ekonomi, tentang pelestarian alam, pangan lokal, tentang pengelolaan dagang, permainan dagang ada disana, jadi seluruh aspek kehidupan ada di dalam muatan lokal, sehingga kemudian anak-anak tidak menjadi eksklusif”, jelasnya.

Menurut penjelasan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, penerapan Kurikulum Muatan Lokal Ngada telah dilakukan dari tingkat SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi tingkat Kabupaten Ngada. Ia menjelaskan penerapan Kurikulum tersebut sampai pada tahap di akui di tingkat Nasional sudah memasuki tahun ke tiga.

“Jadi dalam proses, ini mesti diperjuangkan secara nasional sampai dengan pengakuan kementrian, dia masuk dalam pendataan data base. Jadi di kurikulum Nasional itu ada mata pelajaran a, b,c nah khusus di ngada masuk juga kurikulum muatan lokal Ngada, jadi sudah daiakui. Jadi guru yang mengajar itu sudah diakui angka kreditnya, jadi bukan tidak mungkin akan ada guru yang diangkat menjadi PNS atau P3K khusus untuk mata pelajaran muatan lokal Ngada karena secara nasional sudah diakui,” tegasnya.

Vinsesius Milo juga menjelaskan terkait ketersediaan tenaga pengajar Kurikulum Muatan Lokal di setiap sekolah. Menurutnya ketersediaan guru secara formal dalam lembaga Guru secara khusus untuk Kurikulum Muatan Lokal Ngada memang tidak ada, tetapi dapat diisi oleh tokoh-tokoh yang memahami Budaya Ngada.

“Memang untuk ketersediaan guru secara formal tidak ada, tapi kita yakin di lapangan tentu kita bisa memanfaatkan potensi yang ada. Contohnya di wilayah Riung kita bisa menggunkan tokoh-tokoh yang ada di wilayah Riung, jadi kita bisa menghadirkan tokoh2 itu untuk menyampaikan informasi tentang pokok bahasan atau materi yang diajarkan. Untuk membantu para guru ini, selain ada buku muloknya memang kita juga memberikan refrensi yang bisa dipakai oleh guru untuk menjadi sumber bahan ajar,”.

Diakhir Kadis Pendidikan dan Kebudayaan berharap Kurikulum Muatan Lokal tersebut dapat mendidik dan membentuk generasi muda Ngada yang memiliki karakter Budaya Ngada dan tidak menjadi eksklusif. “Penidikan sekarang menggunakan kurikulum merdeka dengan tujuan membentuk anak-anak berkarakter Pancasila. Kalau kita bicara Pancasila dalam kenyataannya berkaitan dengan budaya kita ini, untuk itu dengan adanya kurikulum ini karena cepat atau lambat anaky kita tidak menjadi ekslusif dan mereka sungguh tau tentang budaya mereka, akhirnya mereka menjadi orang Ngada yang punya karakter”, tegas Vinsensius.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *