Sejak tahun 2021, para petani di Kabupaten Ngada menghadapi tantangan serius akibat serangan penyakit pisang yang menurunkan hasil panen. Menjawab persoalan ini, peserta Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) bidang Purwarupa Desa Boba 1 berhasil menciptakan inovasi biopestisida berbasis bahan alami bernama “Bio Pestisida Moke” (BI-OK). Produk ini diperkenalkan kepada masyarakat dalam kegiatan ramah peserta KBKM di halaman Kantor Desa Boba 1 pada Jumat (15/11/2024). Ramah tamah tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, Camat Golewa Selatan, Kabid SDM Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngada, Kepada Desa se Boba Raya, Penyuluhan Pertanian Lapangan dan seluruh Masyarakat desa Boba 1.
BI-OK adalah solusi inovatif yang dirancang untuk melindungi tanaman pisang dari serangan penyakit tanpa merusak lingkungan. Nama “BI-OK” mencerminkan prinsipnya: “Bi” berarti alami, dan “OK” menunjukkan keamanan. Produk ini mendukung pertanian berkelanjutan dengan memberikan perlindungan tanaman yang ramah lingkungan.
Pembuatan BI-OK dimulai dengan pengambilan sampel pohon pisang dari Desa Boba 1 yang dilakukan oleh mentor ahli sekaligus dosen Mikrobiologi Universitas Prasetya Mulya, Rike Tri Kumala Dewi, pada 24 September 2024. Sampel tersebut diuji di laboratorium untuk mengidentifikasi penyebab utama penyakit pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit layu pada pisang disebabkan oleh dua patogen utama yakniFusarium oxysporum (Layu Fusarium) dan Ralstonia solanacearum (Layu Bakteri).
Berdasarkan temuan ini, tim mahasiswa KBKM bersama para mentor merancang formula biopestisida menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia di Desa Boba 1. BI-OK diracik menggunakan empat bahan utama: Daun pepaya, Daun mimba, Moke arak tipe 1 dan Air bersih.
Bahan-bahan tersebut diformulasikan dan difermentasi untuk menghasilkan biopestisida yang mampu menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab penyakit. Setelah diracik, biopestisida ini diuji di laboratorium untuk memastikan efektivitasnya. Hasilnya menunjukkan bahwa BI-OK mampu menekan perkembangan bakteri dan jamur, memberikan harapan baru bagi petani pisang.
Saat ini, tim KBKM sedang melakukan uji coba BI-OK pada lahan pertanian di Desa Boba 1. Sebanyak 20 pohon pisang, terdiri dari 16 anakan dan 4 pohon dewasa, sedang dipantau untuk melihat efektivitas biopestisida ini. Proses uji coba melibatkan perlakuan penuh menggunakan BI-OK dan perlakuan terhadap tanah untuk memastikan hasil maksimal.
Tim KBKM berharap hasil uji coba di lapangan akan sejalan dengan hasil uji klinis di laboratorium. Mereka juga mendorong masyarakat untuk terus memantau perkembangan pohon pisang yang diuji coba. Jika diperlukan, tim akan terus mencari formula terbaik untuk menyempurnakan BI-OK.
“Meski kami akan kembali ke universitas masing-masing p, kami berkomitmen untuk tetap berkomunikasi dan mendukung masyarakat dalam upaya melindungi tanaman pisang , jika BI-OK kita belum mampu membantu banyak petani,” ujar ketua tim KBKM Purwarupa.
Dengan adanya BI-OK, pemerintah kabupaten Ngada yang disewakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, Elisius Kletus Watungadha, berharap Desa Boba 1 tidak hanya menjadi pionir dalam inovasi pertanian berkelanjutan, tetapi juga memberikan harapan baru bagi petani pisang di Kabupaten Ngada untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas tanaman mereka.