Sosialisasi Study EHRA: Dinas PUPR dan Pokja PKP Ngada Dorong Peningkatan Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan

Dalam upaya meningkatkan kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan di Kabupaten Ngada, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bersama Pokja PKP Ngada menggelar kegiatan sosialisasi dan pelatihan enumerator Environmental Health Risk Assessment Study (EHRA). Acara ini berlangsung di aula BP-Litbang Ngada pada Jumat, 18/10/2024, dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai instansi pemerintahan dan desa.

Kegiatan sosialisasi tersebut dibuka oleh Asisten 1 Setda Ngada, Alfian, yang mewakili Pjs Bupati Ngada. Dalam sambutannya, Alfian menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi, perilaku masyarakat, dan higienitas di Kabupaten Ngada. Pengetahuan tersebut akan menjadi landasan dalam menyusun dan mengembangkan program sanitasi yang lebih baik, dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal dan berkelanjutan.

“Saya harap kita dapat memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas yang menjadi langkah penting untuk pengembangan program. Kita perlu mengevaluasi fasilitas yang ada, menganalisis perilaku masyarakat, dan mengembangkan program sanitasi yang mencakup monitoring, evaluasi, serta kolaborasi dengan para pemangku kepentingan,” ujar Alfian.

Materi sosialisasi disampaikan oleh Helena P. Tomas Showa, perwakilan Pokja PKP Provinsi NTT, dan Kepala BP-Litbang, Hilarius Sutanto. Helena menekankan pentingnya Kabupaten Ngada menyusun Dokumen Sanitasi Kabupaten (SSK), yang merupakan persyaratan utama dalam pengajuan anggaran kepada pemerintah pusat. Tanpa dokumen ini, proses pengajuan anggaran tidak dapat dilanjutkan.

“Dokumen wajib dibuat karena saat ini semua pengajuan menggunakan sistem. SSK mencakup berbagai aspek, mulai dari dukungan pemerintah, pengembangan infrastruktur, perubahan perilaku masyarakat, hingga partisipasi dan pendanaan masyarakat. Termasuk juga pemerintah menyiapkan tenaga Enumerator untuk melakukan survey dan sebagai fasilitator daerah. Fasilitator akan coaching klinik ke Bapenas untuk proses penyusunan SSK dan selanjutnya memfasilitasi lintas sektor untuk menghasilkan Dokumen SSK menuju Ngada yang layak Sanitasi”, paparnya.

Hilarius Sutanto, dalam paparannya, menjelaskan bahwa fokus utama studi EHRA adalah pada sanitasi dan perilaku masyarakat. Ada empat aspek utama yang diperhatikan dalam sanitasi, yaitu sumber air minum yang bersih, pengelolaan sampah rumah tangga, akses terhadap jamban yang layak, serta saluran pembuangan limbah rumah tangga. Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa, puskesmas, dan berbagai instansi terkait, termasuk Dinas PUPR dan BLH, untuk mencapai sanitasi yang layak.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh para Kepala Puskesmas se-Kabupaten Ngada, camat, lurah, kepala desa, dan tenaga sanitasi lingkungan. Mereka diharapkan dapat berperan aktif dalam memajukan program sanitasi di wilayah masing-masing, menuju peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ngada.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *